Welcome to my blog

Don't hesitate to contact me

Jumat, 08 Mei 2009

Tuntutan Kuasa Kegelapan

Pada pukul 14.00 siang, tanggal 29 Oktober 2001, Yehuda keluar dari sekolahnya ketika jam pelajaran telah usai. Banyak murid-murid SMP terlihat berhamburan keluar dari gedung sekolah. Ada yang langsung melewati pintu gerbang sekolah namun ada juga yang masih terlihat berada di sekitar lingkungan sekolah. Yehuda tampak tergesa-gesa menuju mobil yang menjemputnya. "Pak, lagi nggak enak badan nih... langsung balik aja yah!" perintah Yehuda kepada sopirnya setelah ia masuk ke dalam mobilnya. Mobil yang ditumpangi Yehuda pun segera melaju meninggalkan pelataran parkir. Yang terlintas dalam pikiran Yehuda hanyalah segera sampai ke rumahnya dan beristirahat. Yehuda menyetel radio dan tidur di kursi depan samping pengemudi.
Perjalanan dari Bogor ke Depok menempuh jarak yang cukup jauh dan lama. Sang sopir pun memutuskan untuk melewati jalan tol Jagorawi. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba di KM 19, sebuah bus penumpang berukuran besar datang dari arah berlawanan dan menghajar mobil yang ditumpangi Yehuda sehingga mobil itu langsung jungkir balik. Sang sopir yang bersama Yehuda meninggal di tempat kejadian setelah terkena hantaman besi rangka mobil dan kehilangan banyak darah.
Ada Polisi Yang Tuhan Gerakkan Untuk Menolong
Waktu kejadian itu berlangsung seorang polisi datang membantu, dan polisi itu sempat tersentak melihat keadaan mobil Yehuda yang hancur. Dia sempat mengira semua penumpang di dalamnya mati. Namun saat dia membereskan bagian-bagian mobil yang hancur, dia melihat Yehuda masih hidup dan kejang-kejang di kursi depan. Polisi yang kebetulan sedang melintas di lokasi kecelakaan itu tiba-tiba teringat anaknya yang juga pernah kecelakaan dan kejang-kejang seperti Yehuda. Tapi setelah cepat dibawa ke rumah sakit, anaknya masih bisa tertolong. Spontan saja ia bertindak mengeluarkan Yehuda dari himpitan rangka besi mobil yang rusak supaya bisa ia bawa ke rumah sakit.
Yehuda yang tertidur di dalam mobil mengalami luka cukup parah. Tulang rahang depan bagian atas patah, serta tulang belikatnya retak. Dengan kendaraan pribadi polisi yang menolongnya, ia segera dibawa lari ke rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Bina Husada di daerah Cibinong. Kondisinya terlihat mengenaskan dengan luka sobek di bagian wajah dan darah mengalir deras membasahi seragam sekolahnya.
Di dalam rumah sakit Yehuda sempat sadar sebentar. Kepalanya terasa pusing dan nyeri sekali. 3 orang suster mendekatinya dan menanyakan nama serta alamatnya. Dengan mata terasa mengantuk Yehuda masih bisa menjawab, "Mahkota I No. 26." Salah seorang suster mengetahui alamat tersebut karena temannya juga tinggal di alamat yang hampir sama. Ia pun menghubungi salah seorang temannya yang ternyata adalah tetangga Yehuda. Karena kebetulan temannya itu kenal dengan orang tua Yehuda, maka segeralah ia menelpon dan diangkat oleh mamanya Yehuda. Dalam keadaan panik dan syok mendengar musibah yang baru saja menimpa anaknya, kedua orang tua Yehuda, Bapak Hosea dan istrinya segera pergi menuju ke Rumah Sakit Bina Husada.
Di tengah perjalanan Bapak Hosea teringat akan masa kecil Yehuda. "Yehuda itu anak yang tidak kita harapkan kelahirannya. Tetapi karena saya lihat wajahnya yang cakep, timbul rasa belas kasihan saya kepada anak ini. Lalu sambil mengemudi saya berkata kepada Tuhan, 'Tuhan saya tahu bahwa Engkau punya rencana atas anak ini, saya percaya juga Engkau akan tolong anak saya.' Setelah itu saya merasa ada yang menenangkan hati saya. Pada saat itu memang tidak ada tanda-tanda dia akan sadar atau tidak. Saya hanya bisa berserah, apa yang akan terjadi, terjadilah." ujar Bapak Hosea.
Sebelum sampai di tempat tujuan, mama Yehuda menerima telepon dari pihak rumah sakit yang mengabarkan bahwa Yehuda dipindahkan ke Rumah Sakit UKI. Mereka pun langsung menuju ke rumah sakit UKI. Di sana hati mereka semakin bertambah sedih ketika melihat kondisi Yehuda yang sangat parah dan tampak mengenaskan.
Selama menjalani proses penanganan medis, Yehuda sempat muntah-muntah berwarna kecoklatan. Namun kecelakaan maut itu tidak menyebabkan dia mengalami pendarahan otak. Ia dirawat di ruang ICU selama 2 minggu karena pembengkakan otak. Kesadarannya menurun, tetapi ia masih dapat merespon saat diajak berkomunikasi.
"Saat dirawat, aku tidak dapat buang air besar dan kecil. Kami sekeluarga seakan ditantang Tuhan untuk menjadikan doa, bukan tindakan medis, sebagai upaya pertama. Sebab jika gangguan itu tidak teratasi, dokter akan mengambil tindakan medis. Doa kami dijawab. Dokter tetap harus melakukan operasi untuk mengatasi masalah rahang depanku. Namun, karena kondisi darahku, rencana operasi itu tertunda tiga kali," tutur Yehuda. "Dokter mengusulkan alternatif transfusi darah sebagai jalan keluarnya. Mama dan papa tidak setuju, karena transfusi darah sebelumnya membuat tubuhku menguning. Mama mengusulkan alternatif agar aku mengonsumsi hati ayam. Menurut dokter, menormalkan kondisi darah dengan cara itu membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kami bersikeras. Tuhan menjawab doa kami hanya dalam waktu tiga hari. Aku pun menjalani operasi. Satu jam berikutnya, aku berjalan sendiri ke kamar kecil untuk buang air kecil. Para perawat menggeleng-gelengkan kepala melihat proses penyembuhanku yang tergolong cepat itu."
Sempat Berinteraksi Dengan Situs Setan
"Orang-orang yang minta pada kuasa-kuasa kegelapan pasti kuasa kegelapan itu akan meminta imbalannya," ujar Yehuda.
Beberapa bulan sebelum kejadian itu Yehuda sering membuat ulah di sekolahnya. Di SMP dia termasuk anak yang bandel. Karena terpe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar